Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangatlah penyayang terhadap anak-anak. Berikut beberapa kisah kasih sayang beliau kepada anak kecil.
1. Mencium dan Memeluk Anak
Suatu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kedatangan seorang sahabat bernama Aqra’ bin Habis radhiyallahu ;anhu. Ia melihat Rasulullah sedang mencium cucu beliau, Al Hasan radhiyallahu ‘anhu. Melihatnya, Aqra pun berkomentar, “Aku mempunyai sepuluh orang anak, (namun) aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ
“Barangsiapa tidak menyayangi, maka tidak disayangi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Memberi Boncengan dan Memberi Nasihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang pemimpin negara dan agama, namun beliau tak segan memberi boncengan kepada anak-anak shahabat yang masih belia. Tak sedikit shahabat cilik yang pernah dibonceng nabi shalallallahu 'alaihi wasallam, baik di atas keledai ataupun unta.
Sebut saja di antaranya: Abdullah bin 'Abbas, Mu'adz bin Jabal, Usamah bin Umair, Abdullah bin Ja'far, serta Hasan dan Husain radhiyallahu 'anhum ajma'in. Di saat perjalanan dengan anak-anak, Rasulullah selalu menyelipkan nasihat ringan namun indah tiada tara. Nasihat-nasihat tersebut menjadi bekal berharga bagi mereka di dunia maupun akhirat.
3. Mengajarkan Adab dengan Lemah Lembut
Dari Umar bin Abu Salamah dia berkata, “Dahulu aku masih anak-anak dalam perawatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Saat itu tanganku megacak-acak makanan dalam piring. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda.
يَا غُلامُ ، سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai ananda, ucapkan bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Berkasih Sayang Bahkan Saat Shalat
Dari shahabat Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu sebagaimana diceritakan dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu,
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat, dan ketika beliau sujud, Al-Hasan melompat-lompat di atas punggung dan tengkuk beliau. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dengan pelan agar tidak mengejutkannya. Beliau melakukan ini tidak hanya sekali.”
5. Memberi Perhatian
Dalam hadits riwayat Al-Bukhari, dikisahkan bahwa suatu hari didatangkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah baju gamis kecil berwarna hijau. Lalu beliau bertanya, “Menurut kalian siapa yang (cocok) memakainya?” Para shahabat terdiam. Lalu Rasulullah berkata, “Datangkan kemari Ummu Kholid.”
Rasulullah pun mengambil gamis tersebut dengan tangannya dan memakaikannya kepada Ummu Kholid yang masih kanak-kanak itu. Beliau kemudian berkata, “Mudah-mudahan (bajunya) awet.”
Rasulullah lalu memuji Ummu Khalid dengan bahasa daerah si anak, yaitu bahasa Habasyah (Ethiopia) dengan mengatakan (هَذَا سَنَاهْ) “Ini bagus.”
6. Menghibur dan Bercanda dengan Anak
Kisah Rasulullah yang menghibur Abu ‘Umair cukup terkenal. Dari shahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia menceritakan tentang kisah adiknya tersebut.
“Abu Thalhah dahulu memiliki seorang anak laki-laki yang dikenal dengan kunyah Abu ‘Umair. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya suka mengajaknya tertawa (bercanda). Suatu ketika, beliau melihatnya sedih. Beliau pun bertanya, “Wahai Abu ‘Umair ada apa dengan si Nughair?” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan, “Sanadnya sahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim).
Nughair adalah burung kecil yang dirawat Abu ‘Umair. Namun burung kecil itu mati hingga Abu ‘Umair pun sedih. Saat melihatnya, Rasulullah pun menghibur Abu ‘Umair.
7. Mendoakan Anak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita agar selalu berdoa untuk kebaikan anak, sebab doa akan menambah keberkahan dan kebaikan pada anak. Beliau adalah teladan luar biasa dalam hal ini. Begitu banyak anak kecil yang didoakan beliau shalllallahu ‘alaihi wasallam.
Nabi berkali-kali mendoakan cucu-cucu beliau, Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu ‘anhuma. Beliau pula pernah mendoakan beberapa shahabat kecil.
Suatu hari Nabi merangkul Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma ke dada beliau, kemudian berdoa, “Ya Allah ajarkanlah kepadanya Al hikmah.” Doa Nabi selalu diijabah, maka Ibnu ‘Abbas pun menjadi ulama besar di kalangan shahabat.
Nabi juga pernah mendoakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, “Ya Allah berikanlah kepada Anas harta dan anak yang banyak.” Anas pun dianugerahi harta yang banyak. Anak cucunya berjumlah lebih dari 100 orang.
Demikianlah karakter Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu perilaku beliau adalah uswah (teladan) bagi para orang tua dan pendidik atau guru. Sebab, sifat kelembutan dan kasih-sayang adalah karakter utama dalam berinteraksi terhadap anak-anak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Dan sungguh pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan mengingat Allah dengan banyak.” (QS. Al- Ahzab: 21).
Sumber:
almanhaj.or.id, muslimah.or.id
0 comments