Sekelompok Yahudi pindah ke Yatsrib (Madinah Al-Munawarah) karena disitulah lokasi munculnya nabi terakhir yang disebut dalam kitab suci mereka.
Mereka tinggal di Yatsrib selama ratusan tahun menanti sang nabi terakhir. Namun, tahukah kamu apa yang mereka lakukan setelah sang nabi terakhir muncul dan hijrah ke Yatsrib?
Ya, mereka enggan beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kecuali satu dua orang saja. Mereka bahkan berkhianat dan menyakiti Nabiyullah.
Begitulah watak kaum Bani-Israil Yahudi. Sebagaimana post sebelumnya, tidak semua Bani Israil adalah Yahudi. Bahkan dilansir laman almanhaj(dot)or(dot)id, disebutkan:
Tersebut di dalam kitab Mu’jam Manahil Lafzhiyah, Darul Ashimah, Cetakan III, Tahun 1413H halaman 93-94, Syaikh Bakar bin ‘Abdillah Abu Zaid –hafizhahullah– mengatakan :
Syaikh ‘Abdullah bin Zaid Alu Mahmud memiliki sebuah risalah yang berjudul al Ishlahu wat-Ta’dilu fiima Thara-a ‘Ala Ismil Yahudi wan-Nashara Minat-Tabdil. Di dalam kitab tersebut terdapat tahqiq yang menyinggung, bahwa Yahudi telah terlepas dari Bani Israil, disebabkan kekufuran mereka semenjak masa Bani Israil. Yakni, sebagaimana terpisahnya Nabi Ibrahim Alaihissallam dari bapaknya, Azar. Kekufuran itu telah memutuskan loyalitas antara kaum Muslimin dengan orang-orang kafir, sebagaimana diceritakan dalam kisah antara Nabi Nuh Alaihissallam dengan puteranya.
Oleh karena itu, keutamaan-keutamaan yang pernah dimiliki Bani Israil pada zaman dahulu, sedikitpun tidak ada yang dimiliki kaum Yahudi. Karenanya, justru penyematan nama Bani Israil untuk menyebut kaum Yahudi, akan menjadikan mereka meraih keutamaan-keutamaan, dan keburukan mereka pun tertutupi. Demikian ini berakibat hilangnya perbedaan antara Bani Israil dengan Yahudi sebagai kaum yang dimurkai Allah Azza wa Jalla dan dihinakan di manapun mereka berada.
Kemudian, kekufuran kaum Yahudi terhadap syari’at Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka menjadi musabab penyebutan atas diri mereka sebagai kafir. Allah berfirman :
“Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.” (QS. Al Bayyinah/98 : 1).
Jadi sesungguhnya, Yahudi adalah nama bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Nabi Musa Alaihissallam. Adapun yang beriman, mereka itulah yang disebut Bani Israil. Karena itu, orang-orang Yahudi (sendiri) merasa tidak senang (jika) disebut dengan nama Yahudi.
(Referensi : https://almanhaj.or.id/7096-yahudi-bukan-israil-2.html)
Demikianlah semoga dapat dipahami. Adapun kisah lengkap bagaimana sikap buruk Yahudi pada Rasulullah dan kaum muslimin, Bunda dan Ayah bisa menambah referensi dengan membaca “Ar Rahiq Al Makhtum” karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury. Semoga di lain waktu, kami dapat meringkasnya untuk Bunda dan Ayah.
0 comments