Masya Allah, Ini 11 Keutamaan Abu Bakr yang tak Dimiliki Shahabat Lain (Bagian 2)
- November 15, 2021
- By Afriza
- 0 Comments
Melanjutkan artikel sebelumnya, berikut keutamaan shahabat yang mulia, Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Bertabur hikmah dalam kisah kehidupan beliau. Semoga kita dapat memetik hikmahnya.
5. Paling Dulu Masuk Islam dan Selalu Mendampingi Rasulullah
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwasanya pria dewasa yang pertama kali memeluk Islam adalah Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.
Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu menyebutkan, "Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima orang budak, dua wanita dan Abu Bakr."
Di awal Islam, yang nampak keislamannya dari kalangan pria merdeka hanyalah Abu Bakr. Beliau radhiyallahu ‘anhu mengikuti kemana Rasulullah pergi, turut menyebarkan dakwah nabi, membela dan meyakini apapun yang terjadi.
6. Orang yang Paling Dicintai Rasulullah
‘Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.”
‘Amr bertanya lagi, “Dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (yakni bapaknya Aisyah: Abu Bakr Ash-Shiddiq).”
‘Amr bertanya lagi, “Kemudian setelah itu?” Rasulullah menjawab, “Umar.” Amr terus bertanya dan Rasulullah menyebutkan beberapa shahabat laki-laki. Hingga beliau radhiyallahu ‘anhu tak bertanya lagi karena takut seandainya namanya disebut paling akhir.
7. Iman dan Keyakinannya Kuat
Shahabat Nabi yang paling kuat imannya tentulah Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu. Bahkan tersemat julukan pada beliau “Ash-Shiddiq” bermakna orang yang selalu membenarkan. Sebab beliau radhiyallahu ‘anhu memanglah selalu membenarkan apa yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Alkisah, suatu hari, Rasulullah mengabarkan tentang hewan yang bisa berbicara. Ialah serigala yang berkata kepada seorang penggembala ketika menangkap domba. Juga seekor sapi yang berkata pada empunya bahwa ia tidak diciptakan untuk mengangkat beban melainkan membajak sawah.
Saat bercerita hal ajaib tersebut, orang-orang terkejut seraya berkata “Subhanallah!” Maksudnya, kabar itu tak mudah untuk diyakini. Namun Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku beriman kepada berita itu sebagaimana Abu Bakr dan Umar mengimaninya pula."
Kisah lain diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menjulurkan pakaiannya (di bawah mata kaki) karena kesom-
bongan maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."
Maka Abu Bakr berkata, "Sesungguhnya salah satu sisi dari bajuku selalu melorot ke bawah, kecuali jika aku selalu mengetatkarmya.”
Rasulullah kemudian berkata, "Sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang menjulurkan pakaiannya karena kesombongan."
Rasulullah mengucapkan demikian karena beliau tahu betul level keimanan dan ketakwaan Abu Bakr. Sehingga ABu Bakr dikecualikan dalam hal tersebut.
8. Kemauan yang Tinggi dalam Beribadah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa menginfakkan sesuatu yang dimilikinya di jalan Allah, niscaya akan diseru dari pintu-pintu surga, ‘Wahai Hamba Allah inilah kebaikan.’
Maka barang siapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa termasuk golongan yang suka berjihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa yang suka bersedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah. Barang siapa yang suka berpuasa maka akan dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar Rayyan.”
Maka Abu Bakr bertanya, “Apakah mungkin seseorang dipanggil dari setiap pintu, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ya, dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakr termasuk salah seorang dari mereka.”
9. Beliau dan keluarganya Dilimpahi Keberkahan
Suatu hari, Rasulullah dalam perjalanan bersama rombongan. Kalung Aisyah kemudian terputus hingga Rasulullah pun menghentikan perjalanan. Namun mereka berhenti di sebuah padang gersang tanpa air. Orang-orang kesulitan berwudhu karenanya.
Para shahabat pun mendatangi Abu Bakr, mengeluhkan apa yang terjadi. Beliau radhiyallahu ‘anhu kemudian mendatangi Aisyah dan menegurnya. Sebab putrinya telah menyebabkan orang-orang terhenti di padang pasir tanpa air.
Namun keesokan harinya, Allah menurunkan syariat tentang tayamum. Orang-orang pun bergembira. Kini mereka tak lagi kesulitan melakukan thaharah tanpa air.
Usaid bin Hudhair radhiyallahu ‘anhu bahkan memuji Abu Bakr bahwa ini bukanlah momen pertama kalinya keberkahan datang dari keluarga Abu Bakr. Memanglah syariat seringkali datang memudahkan dan menjelaskan perihal muslimin, melalui kisah Abu Bakr dan keluarganya.
Mari kita simak kisah ini dari penuturan langsung Ummul Mukminin Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha menceritakan, “Kami keluar bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan. Ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida, terputuslah kalung yang kupakai. Maka Rasulullah menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau, sementara mereka tidak mendapati air dan tidak mempunyai air.
Maka orang-orang mendatangi Abu Bakr dan berkata, ‘Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh Aisyah? Dia telah membuat Rasulullah berhenti dan manusia pun berhenti bersamanya. Padahal mereka tidak mendapatkan air dan tidak memilikinya.’
Maka datanglah Abu Bakr ketika Rasulullah berbaring meletakkan kepalanya di atas pahaku sedang tertidur. Abu Bakr mendatangiku dan berkata, 'Engkau telah menahan Rasulullah dan rombongan, sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya.’
Maka ayahku mencelaku sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangannya. Tidak ada yang
menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah terganggu tidurnya. Rasululullah masih tetap tidur hingga pagi datang dan mereka tidak memiliki air. Maka Allah turunkan waktu itu ayat mengenai tayammum, 'Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).' (QS. An-Nisa': 43).
Usa'id bin Hudhair berkata, ‘Bukanlah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar.’
Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya."
10. Berita Gembira Untuknya Sebagai Penghuni Surga
Suatu hari, Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu mendapati Rasulullah berada di sebuah kebun. Di dalam kebun, ada sebuah sumur bernama Aris. Rasulullah duduk di atas sumur sembari menyingkap betisnya. Beliau lalu menjulurkan kakinya ke dalam sumur.
Abu Musa Al -Asy’ari datang dan mengucapkan salam. Kemudian ia membenak dalam hati, Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah.” Beliau pun berdiri di pintu kebun yang terbuat dari pelepah pohon kurma.
Lalu datanglah Abu Bakr hendak membuka pintu. Abu Musa bertanya, “Siapakah itu?” Abu Bakr pun menjawab, “Abu Bakr.” Abu Musa berkata, “Tunggu sebentar.” ia pun segera menemui Rasulullah dan bertanya,
“Wahai Rasulullah, ada Abu Bakr datang dan meminta izin untuk masuk.” Nabi menjawab, “Izinkan ia masuk dan kabarkan padanya bahwa ia adalah penghuni surga.”
Abu Musa pun menyampaikan kepada Abu Bakr apa yang disampaikan Rasulullah. Abu Bakr kemudian masuk dan menjulurkan kaki sebagaimana yang dilakukan Rasulullah. Kisah ini masih panjang, namun kita cukupkan sampai disini.
11. Selalu Membela Rasulullah
Urwah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma pernah bertanya kepada Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakitkan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ibnu Amr kemudian menceritakan, "Aku pernah melihat Utbah bin Abi Mu'ith mendatangi Nabi yang sedang shalat. Tiba-tiba Utbah melilit leher Nabi dengan sorban miliknya dan mencekiknya sekeras-kerasnya. Kemudian datanglah Abu Bakr membelanya dan melepaskan ikatan tersebut seraya berkata,
"Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah' padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu. (QS. Al-Mukmin: 28).”
Demikianlah diantara keutamaan Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu. Setumpuk kisah penuh hikmah ini, sangat sayang dilewatkan untuk berkisah pada anak. Yuk Bunda dan Ayah, mari berkisah tentang shahabat nabi yang utama, yang penuh uswah dan hikmah, ialah Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.
Wallahu a’lam bishshawab.
Rujukan:
-Shahih Al-Bukhari
-Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al -Asqalani
-Al-Bidayah Wan Nihayah karya Ibnu Katsir
0 comments